Seruan Zidane ini disampaikan di tengah seruan memboikot turnamen tersebut dengan alasan catatan hak-hak asasi di negara Teluk itu dan perlakuan mereka terhadap pekerja migran.
“Saya harap Prancis mendapatkan sebuah turnamen yang agung, tetapi saya belum tahu apakah saya bisa pergi ke Qatar,” kata mantan pelatih Real Madrid berusia 50 tahun itu saat menghadiri pembukaan patung lilinnya di Musee Grevin di Paris.
Baca juga: Tiket penerbangan ke Piala Dunia Qatar alami lonjakan
Baca juga: Jelang Piala Dunia 2022, Qatar resmikan depo bus listrik terbesar di dunia
Ketika ditanya soal Piala Dunia yang akan dimulai 20 November nanti setelah lebih dari satu dekade diselimuti kontroversi sejak Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah turnamen ini, Zidane mengatakan fokus saat ini haruslah kepada olahraga “demi semua penggemar yang hanya ingin menonton sepak bola”.
“Bagaimanapun, tidak peduli yang kita katakan, semuanya tak akan pernah cukup, atau benar atau tepat untuk disampaikan,” tambah Zidane, didampingi orang tua, istri dan anak-anaknya, seperti dikutip AFP, Selasa.
Zidane yang mengantarkan Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 di negeri sendiri, adalah duta besar bagi keberhasilan Qatar dalam menggelar turnamen ini.
Tatkala Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia oleh FIFA pada 2010, Zidane mengaku “senang sekali” mendengar keputusan itu.
Baca juga: Mike Maignan belum menyerah untuk bela Prancis di Piala Dunia
Baca juga: Piala Dunia 2022 dan indikasi perubahan lanskap sepak bola global
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022