Wanita Syarikat Islam (WSI) menggelar musyawarah nasional (munas) ke-11
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wanita Syarikat Islam (WSI) menggelar Musyawarah Nasional (munas) Ke-11 di Jakarta. Keberadaan WSI berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut dan Kiprahnya merentang panjang lebih dari satu abad di Indonesia.
“Eksistensi Wanita Syarikat Islam menjadi bukti perempuan peduli dan mampu berkontribusi untuk kemajuan Indonesia,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan sekaligus membuka Munas WSI di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Wamenag mengatakan, peran perempuan di Indonesia tidak terbatas dalam lingkup keluarga. Perempuan dapat berkontribusi dalam lingkup lebih luas, yaitu negara. Hak-hak perempuan Indonesia, terakomodir dengan baik, tidak didiskriminasi.
Menurutnya, sebagai warga negara, perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai bidang, baik dalam bidang pendidikan, sosial, bahkan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, perempuan mampu berperan sebagai pendidik yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didiknya, juga sebagai ibu yang mendidik anak-anaknya menjadi warga negara yang baik.
Kiai Zainut mengatakan, dalam bidang sosial, seorang perempuan mampu menjadi jembatan untuk membangun keharmonisan kehidupan sosial. Adapun dalam bidang ekonomi, perempuan mampu menjadi pelaku sekaligus penggerak untuk membangun ekonomi kreatif dan inovatif.
“Apabila masih ditemukan sebagian kecil golongan yang tidak mengindahkan hak-hak perempuan dan anak, maka Wanita Syarikat Islam harus terus berjuang untuk meluruskan gagasan-gagasan yang mereka pegang,” ujar Wamenag.
Wamenag berharap Munas Ke-11 Wanita Syarikat Islam tahun 2022 ini menjadi momentum untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan besar yang menentukan arah dan wajah organisasi ke depan.
“Semoga kebijakan-kebijakan yang lahir kelak dapat memberikan manfaat khususnya bagi WSI, umumnya bagi negara Indonesia,” kata Wamenag.