“Sejak kecil, Gen-Z sudah terpapar teknologi dan akrab dengan gadget dimana mereka mulai bergerak dari masyarakat 4.0 menuju Society 5.0. Keterbukaan terhadap informasi membuat Gen-Z memiliki cara pandang global dan kepedulian tinggi pada sesama didukung dengan kemajuan teknologi,” kata Diennaryati Tjokrosuprihatono dalam keterangannya, Selasa.
Seperti yang kita semua ketahui Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1996-2010 dimana generasi tersebut tumbuh pada dunia Digital.
Namun Gen Z juga memiliki kebiasaan menyukai segala sesuatu yang instan dan serba cepat, hal ini bisa menjadi salah satu kekurangan bagi Gen Z karena terkesan terburu-buru dan kurang fokus pada suatu masalah sebab peluang mencari informasi dan percepatan informasi yang mempengaruhinya cukup signifikan.”
Baca juga: UP sosialisasikan instrumen Akreditasi Program Studi Lamemba
Lebih lanjut dikatakan konsep Society 5.0 adalah menciptakan masyarakat yang cerdas dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana memenuhi kebutuhan pembangunan masyarakat dan membentuk nilai-nilai baru.
Tujuan dari Society 5.0 adalah mencapai kebahagiaan, keamanan dan kenyamanan seluruh masyarakat tanpa terkecuali tanpa memandang perbedaan agama, usia, dan bahasa. Oleh karena itu tantangan Gen-Z ke depan adalah menerjemahkan pengetahuan yang luas ke dalam hal-hal praktis yang dapat memecahkan berbagai masalah yang kompleks di masyarakat.
Untuk itu Gen Z perlu mengasah kemampuan berfikir logis, analitis, kreativitas, pengembangan pemikiran konseptual tingkat tinggi dimana hal ini dapat dilakukan jika siswa punya kesempatan berdiskusi dengan guru atau jika nanti saat kuliah mahasiswa aktif melakukan penelitian bersama Dosen di dalam pendidikan jenjang Perguruan Tinggi.
“Mengingat peran teknologi khususnya teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, maka bidang yang mempelajari teknologi digital, kesehatan, data, pendidikan akan menjadi leading sector dalam industri,” katanya.
Baca juga: Siswono: Universitas Pancasila bangun kurikulum dan dosen yang bermutu bagi mahasiswa
Oleh sebab itu Gen Z harus mulai merencanakan karirnya, sebab pendidikan perlu dipilih dengan seksama karena merupakan awal dari karir selanjutnya. Agar tepat dalam memilih pendidikan lanjutan sebaiknya diselaraskan dengan minat dan bakat, diperlukan pertimbangan yang matang dalam memilih jurusan yang tepat sesuai dengan minat dan bakat masing masing.
“Tidak semua orang harus melanjutkan ke universitas, apabila minat dan bakat mereka ada di bidang vokasi maka bisa juga menjadi sebuah pilihan,” jelas Dieny yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Ekuador
Dikatakannya banyak sekali keuntungan yang didapatkan apabila kita dapat memilih pendidikan lanjutan yang sesuai dengan minat dan bakat demi menunjang keberhasilan di masa depan. Kenali kemampuan dan minat bakat kita melalui kegiatan yang disukai atau kurang diminati, selain itu perbanyak diskusi dan membaca informasi utk membentuk minat yang kuat. Jangan lupa utk berkomunikasi dan pertimbangkan arahan dan bimbingan dari orang yang ahli.
Baca juga: Universitas Pancasila dukung penuh perkembangan ekonomi berbasis kerakyatan
Tentunya keberhasilan dalam menjalankan karir tidak terlepas pada karakter seseorang, perlu diketahui bahwa keberhasilan dalam menjalankan karir tergantung pada pengetahuan 15%, keterampilan 15 persen, dan karakter 70 persen. Karakter yang perlu dikembangkan pada Gen Z yang ingin serba cepat adalah ketangguhan, kerja keras, tanggung jawab, integrasi, dan
percaya pada diri sendiri.
Menyadari hal ini, pendidikan tinggi, misalnya kami di Universitas Pancasila juga menekankan pada pendidikan karakter, salah satu upaya kami adalah dengan membangun 6 rumah ibadah, sehingga mahasiswa dapat melihat, berinteraksi langsung, dan menyadari bahwa perbedaan dalam ritual agama tidak perlu mengkotak-kotaknya bangsa dalam lingkup yang sempit.
Pada hakikatnya Gen Z memiliki karakter yang kuat sehingga dapat menciptakan keberhasilan dalam bidang apapun, apabila diperkuat dengan karakter spiriualitas, kebhinekaan global sebagai keterbukaan dalam kemajemukan, empati, penghargaan terhadap budaya dan menyeleraskan dengan kemajuan teknologi, maka saya optimis kita akan memiliki generasi yang tidak hanya cerdas namun juga tangguh dan kreatif.