Biennale Seni Islam di Jeddah Arab Saudi melibatkan 44 seniman dari berbagai negara
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Biennale Seni Islam pertama di dunia yang menampilkan seni dan budaya Islam di Arab Saudi. Acara ini diadakan di Jeddah, Arab Saudi dengan mengumpulkan lebih dari 44 seniman Islam dari Arab Saudi, Mesir, dan sejumlah besar artis langka. Artefak Islam dari berbagai belahan dunia.
Yayasan Diriyah Biennale menggelar ini di Terminal Haji atau Canopy Terminal di Jeddah. Konstruksi beratap kain kabel terbesar di dunia, terinspirasi struktur tenda. Lokasi terbuka dengan gurun dan langit hampir membawa pengunjung ke dunia Islam kuno.
Sebelumnya, Biennale Seni Kontemporer Diriyah, diadakan pada Desember 2021 di mana lebih dari 60 seniman internasional ternama telah berpartisipasi. Acara ini diadakan di pinggiran Riyadh.
Tempat saat ini adalah Terminal Kanopi Haji Barat di Bandara King Abdulaziz di Jeddah. Terminal yang dirancang Skidmore, Owings dan Merrill dianugerahi Penghargaan Aga Khan tahun 1983 untuk arsitektur. Bangunan itu digunakan para jamaah haji dari seluruh dunia untuk beristirahat dalam perjalanan ke Makkah.
Ruang seluas 118 ribu meter persegi ini menampung lima galeri, dua paviliun dan satu kanopi besar, 280 artefak, serta lebih dari 50 karya seni pesanan baru dari seluruh dunia Muslim. Selain ruang pameran, dia memiliki teater, masjid, bengkel, ruang kelas, toko ritel, dan tempat makan.
Tema acara tersebut adalah Awwal Bayt, yang berarti ‘rumah pertama’ dalam bahasa Arab. Awwal Bayt adalah istilah Alquran yang digunakan untuk menandakan pentingnya situs paling suci, Kabah di Makkah.
Pameran ini menampilkan artefak sejarah dan kontemporer Islam termasuk beberapa artefak otentik dari Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram.
Tim kuratorial memiliki cendekiawan yang terhubung dengan Victoria and Albert Museum, National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution, Washington DC.
Yayasan berencana mengadakan biennale setiap tahun, bergantian antara Biennale Seni Kontemporer dan Biennale Seni Islam. Acara ini bertujuan untuk menampilkan seni dan kreativitas budaya Islam, baik dari masa lalu maupun masa kini.
Ini memamerkan 280 artefak langka dan tak ternilai dan lebih dari 50 karya seni pesanan baru dari seluruh dunia Muslim. Tempat ini adalah pertemuan jutaan umat Islam dari seluruh dunia pergi haji dan karena itu adalah tempat yang ideal untuk mengadakan pameran.
Biennale diselenggarakan dengan dua tema utama: Kiblat dan Hijrah. Kiblat adalah arah Ka’bah di Makkah, yang dihadapi setiap Muslim dalam sholatnya sehari-hari. Ini menyatukan umat Islam dalam doa di seluruh dunia.
Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?
Ada juga karya seni pesanan khusus yang mencerminkan tema migrasi dan bagaimana ziarah telah mewarnai kehidupan budaya dunia Muslim.
Pameran ini juga memamerkan artefak sejarah yang jarang terlihat dari Kota Makkah dan Madinah serta peran Kerajaan Arab Saudi sebagai penjaganya.
Artefak tersebut berasal dari berbagai belahan dunia seperti Mali, Mesir, Tunisia, Yunani, Arab Saudi, Azerbaijan, Uzbekistan, Oman, dan Qatar.
Biennale Seni Islam akan memiliki sejumlah program yang menampilkan sejumlah kegiatan seperti kunjungan, lokakarya, sesi bertemu seniman, diskusi panel, pembicaraan, seminar, pertunjukan dan pemutaran film, menyoroti peran integral seni dan budaya.
Pada dasarnya program kaligrafi Islam semuanya akan menunjukkan bagaimana warisan budaya dan warisan dunia Muslim memengaruhi masyarakat saat ini dan bagaimana seni dunia Islam telah dipengaruhi budaya lain, bagaimana dunia Islam berinteraksi, memperkaya, dan memperkaya. terinspirasi dan terinspirasi budaya dunia lain.
Sumber: siasat