Thailand Tugaskan Gubernur Muslimah di Wilayah Selatan untuk Pertama Kali

0
80

Thailand memberikan ruang Muslimah untuk berkarier di bidang politik

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Otoritas Thailand telah menunjuk gubernur wanita Muslim pertama. Menurut pwngamat, hal ini menunjukkan sebuah tanda peningkatan wanita Muslim dalam politik. 


Pateemoh Sadeeyamu, berusia 57 tahun, telah ditunjuk sebagai gubernur baru provinsi Pattani selatan. Kabinet Thailand menyetujui elevasi pada Selasa (15/11/2022) lalu. 


Dengan karier selama hampir 29 tahun di Kementerian Dalam Negeri negara mayoritas Buddha, dia sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur Provinsi Narathiwat. 


“Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Muslim dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” Wakil Dekan Akademik, Penelitian dan Luar Negeri di Universitas Prince of Songkla, Pattani, Yasmin Sattar, dikutip di Anadolu Agency, Kamis (17/11/2022).


Dengan adanya penunjukan tugas tersebut, dia menilai telah terjadi peningkatan peran Muslimah dalam politik Thailand. 


Dari 77 provinsi, empat provinsi selatan Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkla telah mengalami konflik selama beberapa dekade. Front Revolusioner Nasional diidentifikasi sebagai kelompok pemberontak utama. 


Adapun dengan penunjukan Sadeeyamu sebagai Gubernur Provinsi, dipandang sebagai langkah untuk menimbulkan persepsi positif banyak Muslim. 


“Hal ini juga diprediksi dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik,” kata Sattar. Hal ini disebut berkaitan pula dengan upaya perdamaian antara pemerintah Thailand dan kelompok pemberontak di wilayah selatan. 


Memulai kariernya tiga dekade lalu, Sadeeyamu telah menjalani perannya di Provinsi Selatan Ranong, Yala, dan Pattani. 


Dia juga pernah menjabat sebagai direktur Kantor Administrasi Provinsi Perbatasan Selatan, sebelum diangkat sebagai wakil gubernur Provinsi Phatthalung kemudian Narathiwat, yang mana dia lantas dipilih untuk mengepalai Provinsi Pattani. 


Pemberontakan di Thailand selatan berawal pada 1948, sebagai konflik etnis dan agama di wilayah sejarah Melayu Pattani. 


Provinsi Pattani Selatan, Yala, Narathiwat, dan Songkhla memiliki komunitas Melayu-Muslim yang besar. Menurut data pemerintah, daerah yang dikenal dengan suku Patani memiliki 1,4 juta penduduk Muslim. 


Pemerintah Thailand memberlakukan darurat militer di tiga provinsi mayoritas Muslim di Thailand selatan, yaitu Pattani, Narathiwat dan Yala, menyusul kekerasan mematikan pada 2004. 


Menurut kelompok pemantau Deep South Watch, lebih dari 7.000 orang tewas dan 13 ribu terluka dalam konflik bersenjata dari 2004-2020.


 


Sumber: anadolu  



Sumber Berita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini