Para tunawisma diundang untuk tidur dan berlindung saat suhu dingin.
REPUBLIKA.CO.ID,BIRMINGHAM — Sebuah masjid di Birmingham, Inggris yang menawarkan bantuan penting bagi orang-orang yang rentan dan tunawisma, menghadapi kemungkinan penutupan karena tagihan energi membengkak. Tangihan energi membengkak dari Rp 1 miliar lebih menjadi Rp 4,3 miliar.
Masjid dan Pusat Komunitas Muslim Green Lane itu adalah sebuah bangunan seluas 30.000 meter persegi. Masjid tersebut saat ini buka dari jam 5 pagi hingga 10 malam setiap hari dan melayani sekitar 300 jemaah pada waktu sholat dan sekitar 4.000 orang pada sholat Jumat.
Pusat ini juga mengoperasikan bank makanan, pusat vaksinasi Covid-19, layanan kekerasan dalam rumah tangga, coffee morning, pendidikan, madrasah sepulang sekolah untuk anak-anak dan proyek tunawisma.
“Ini benar-benar mengkhawatirkan. Kami memiliki penawaran beberapa minggu lalu melalui broker yang berhubungan dengan pemasok dan itu sekitar Rp 4,3 miliar. Broker mengatakan itu adalah yang termurah yang bisa mereka dapatkan,” kata Saleem Ahmed, manajer pusat, mengatakan kepada Birmingham Mail dilansir dari About Islam, Jumat (9/9/2022).
“Ini berpotensi menghancurkan, karena sebagai badan amal, kami mengandalkan sumbangan dari jemaat untuk mendanai kegiatan kami. Kami juga mengajukan hibah untuk mendanai proyek-proyek kesejahteraan dan kekerasan dalam rumah tangga kami,” tambahnya.
Proyek Musim Dingin
Menurutnya, proyek Musim Dingin masjid, di mana para tunawisma diundang untuk tidur dan berlindung saat suhu dingin juga bisa terancam.
“Kami tahu itu akan naik tetapi kami tidak tahu itu akan sebanyak itu. Ini tidak terlihat bagus. Hal pertama yang akan kami lakukan adalah mencari penawaran alternatif dengan mendatangi langsung pemasoknya. Kedua, kami mencari cara untuk menghemat energi dengan mematikan lampu dan unit pendingin udara,” kata Ahmed.
“Kami sedang mempertimbangkan untuk menutup sebagian. Kami terutama buka untuk waktu sholat dan ini bisa berdampak pada layanan pendidikan dan kesejahteraan kami,” tambahnya.
Bangunan ini awalnya dibuka sebagai perpustakaan pada tahun 1894 dan kemudian dengan kolam renang yang berdekatan pada tahun 1902. Masjid kemudian dioperasikan dan berpartisipasi dalam berbagai proyek penggalangan dana untuk amal dan menyediakan layanan untuk tujuan yang membutuhkan. Masjid ini juga terkenal karena memenangkan penghargaan bergengsi dari Masyarakat Victoria karena melestarikan sejarah lokal.