Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti merupakan seorang wanita kelahiran tahun 1965. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019. Wanita yang akrab disebut dengan “Bu Susi” ini juga adalah pemilik dan presiden PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation, penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Bu Susi merupakan seorang menteri yang tegas. Pada saat ia menjabat sebagai menteri ia sangat menegaskan kebijakannya mengenai penangkapan ikan legal. Seringkali orang mengaitkan kata “tenggelamkan” dengan menteri kita yang satu ini karena kata tersebut merupakan ciri khas darinya. Bahkan dalam sebuah penelitian yang akhirnya diterbitkan di jurnal nature mengungkapkan bahwa kebijakan tegas Bu Susi ini telah berhasil mengurangi upaya penangkapan ilegal sebesar 25% dengan potensi menambah jumlah tangkapan sebesar 14% dan keuntungan sebesar 12%.
Lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat, Bu Susi lahir dari seorang ayah bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya merupakan keturunan jawa tengah. Keluarga Bu Susi telah 5 generasi hidup di daerah Jawa Barat. Keluarganya memiliki bisnis ternak, mereka memperjualbelikan ratusan hewan ternak dari jawa Tengah ke Jawa Barat. Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP di SMP Negeri 1 Pangandaran, Bu Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun akhirnya berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput. Selain itu, Bu Susi juga mengaku tidak cocok dengan sistem sekolah yang telah ditetapkan.
Setelah putus sekolah, Bu Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek “Susi Brand”. Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika. Karena hal ini, Bu susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.
Pada 2004, Bu Susi memutuskan membeli dua buah pesawat Cessna Caravan menggunakan pinjaman dari sebuah bank BUMN. Hal itu didapatkannya setelah empat tahun berusaha menyakinkan beberapa bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di Pangandaran ke Jakarta. Dengan menggunakan pesawat, lobster yang dikirim lebih segar dan tingkat kematiannya pun jadi lebih rendah. Keberhasilannya menyingkat waktu pengiriman produk perikanan hingga berkembang menjadi bisnis aviasi tak lepas dari peran sang suami Christian von Strombeck yang merupakan seorang pilot asal Jerman. Pada saat itu, hanya berselang sebulan sejak Bu Susi membeli pesawat untuk mengangkut ikan, tsunami menerjang Aceh. Ribuan orang meninggal dunia dan hampir semua akses transportasi yang masuk ke Aceh terputus. Atas kemauan sendiri, Bu Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama dua minggu. Namun, ketika Bu Susi akan menarik kembali pesawatnya, banyak organisasi kemanusiaan yang masih ingin menggunakan pesawatnya. Mereka bersedia menyewa pesawat Bu Susi untuk mengirim bantuan ke Aceh. Dari sini, Bu Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan. Sampai tahun 2012, perusahaan penerbangan milik Bu Susi telah mengoperasikan setidaknya 50 pesawat dengan bermacam tipe.