Ada kesalahpahaman yang mungkin dimiliki beberapa orang terhadap komunitas Muslim.
REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON — Pengurus Masjid Medina Southampton, Inggris, meluangkan hari khusus bagi pemeluk agama apapun untuk berkunjung ke masjid tersebut. Hal ini dilakukan supaya masyarakat dari agama apapun dapat memahami lebih dalam tentang Islam.
Ketua Masjid Medina Southampton, Rashid Brora menyampaikan, masjidnya terbuka untuk menyambut kalangan komunitas mana pun dan dari agama apapun pada setiap hari Ahad. Langkah ini, kata Brora, telah dilakukan selama sekitar tujuh tahun.
“Tujuannya untuk membantu orang memahami Muslim dan agama Islam. Karena sejak 2001, kesan yang banyak orang dapatkan ketika mengucapkan kata Islam dan Muslim, gambaran yang muncul di benak mereka adalah seorang pria yang membawa AK47 berlarian dengan sorban di kepalanya. Jelas itu bukan Muslim,” kata dia seperti dilansir Daily Echo, Selasa (6/9).
Brora menuturkan, terdapat kesalahpahaman yang mungkin dimiliki beberapa orang terhadap komunitas Muslim. Padahal, dia mengatakan, semua pemeluk agama harus hidup secara berdampingan. “Ini semua tentang pilihan manusia. Seseorang memiliki kemampuan untuk membuat pilihan itu,” tuturnya.
Dia mengingatkan, di masa awal Islam, pemeluk agama Kristen, Yahudi dan Muslim, semua hidup berdampingan di negara-negara Islam dan tidak memiliki masalah. Menurut dia hal tersebut tentu masih bisa terjadi dan memang terjadi sekarang ini.
Dalam kesempatan itu, Brora juga menyinggung soal dukungan yang telah diberikan masyarakat kepada para korban banjir di Pakistan, setelah menyumbangkan lebih dari 1.100 poundsterling. Dia mengatakan, banyak Muslim di Masjid Medina Southampton yang berasal dari Pakistan dan dari daerah Asia.
“Meski ada juga yang berasal dari Timur Tengah, Afrika, dan sebagainya. Semua telah memberi dan akan memberi untuk mencoba membantu banyak orang, karena beberapa memiliki keluarga atau kerabat di Pakistan,” jelasnya.
Sejak 2013, Masjid Medina Southampton telah menyelenggarakan hari terbuka untuk menyambut non-Muslim untuk mengetahui lebih banyak tentang agama. Bahkan pernah pada 2015, ada sekitar 500 orang yang menghadiri acara tersebut.