Pesantren Berperan Besar Bangun Akhlak Bangsa

0
107

Penanaman akhlak ciri khas dari pendidikan pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pesantren sebagai lembaga pendidikan nonformal tertua di Tanah Air memiliki peran besar dalam membangun akhlak bangsa. Penanaman akhlak mulia (akhlakul karimah) merupakan ciri khas dari pendidikan pesantren kepada para santri.


Pakar pendidikan Dr Husaini dalam bukunya Pembelajaran Materi Pendidikan Akhlak menyebutkan bahwa tujuan berdirinya pesantren adalah untuk meningkatkan pendidikan akhlak, melatih dan membimbing anak didik, menumbuh kembangkan nilai spiritual dan akhlak, mengajarkan prilaku yang jujur dan bermoral tinggi, menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 


Di pesantren para santri mendalami ilmu-ilmu agama Islam seperti tauhid, fikih, tafsir, dan akhlak. Diharapkan lulusan para santri dapat memahami ajaran Islam secara universal.


Nisatun Nafisah dalam bukunya Air Mata Santri di Pesantren Negeri menyebutkan bahwa santri tidak akan lepas dari ungkapan akhlakul karimah, bahkan telah menjadi visi dan misi utama pesantren untuk mencetak generasi santri berakhlak mulia.


Nafisah menuliskan ada beberapa akhlak yang harus dilakukan seorang santri, yaitu akhlak santri kepada Allah dan rasul-Nya seperti dengan melaksanakan segala syariat agama dan meneladan Rasulullah, kemudian akhlak santri kepada guru seperti tidak berjalan di depan guru, tidak menyakiti hati guru.


Selain itu akhlak santri sebagai penuntut ilmu seperti selalu belajar dan tawadhu. Karena itu para santri terlebih yang baru menimba ilmu di pesantren lebih diutamakan untuk mengkaji kitab-kitab akhlak, seperti akhlak lil banin, ta’lim muta’alim, ayuhal walad, dan lainnya. Para santri juga memotret secara langsung akhlak terpuji yang dicontohkan oleh para kiai dan ustaz di pesantren.


Bila menengok kembali pada masa lalu, faktor kesuksesan peyebaran Islam di nusantara juga karena akhlak yang ditampilkan para ulama dalam berdakwah. Muhammad Haerudin dalam Berkah Islam Indonesiamenyebutkan bahwa Islam dapat menyebar ke pelosok dunia tidak lain adalah karena ajaran dan aktualisasi keluhuran akhlak.


Haerudin mencontohkan penyebaran Islam di nusantara dengan dakwah yang toleran dan bijaksana. Islam dapat diterima di tengah-tengah masyarakat yang plural, seperti Indonesia adalah berkat dakwah toleran yang dijalankan para ulama terutama Walisongo.



Sumber Berita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini