SMAIT As-Syifa Boarding School Jalancagak Subang atau yang biasa dikenal Asbosch, yang terkenal dengan Syifest-nya atau lainnya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tiga tahun sekolah disini kayaknya kurang lama, soalnya masih banyak ilmu dan pengalaman yang belum saya dapatkan. Tapi saya merasa cukup puas karena tidak pernah melewati momen-momen kebersamaan di Asyifa, berbeda dengan teman saya yang belajar online di rumah karena keadaan pandemi yang menghalangi mereka untuk datang ke Asyifa. Menurut saya kelas 11 adalah masa dimana anak SMA benar-benar merasakan kesibukan dalam berorganisasi, di masa inilah banyak pengalaman akan didapat.
2019, tahun dimana saya pertama kali menginjakkan kaki di SMAIT As-Syifa sebagai murid kelas 10. Berbagai kegiatan yang saya lakukan bersama teman-teman angkatan, dan akhirnya terbentuklah angkatan FERVOUR dengan Fathan Abdul Aziz sebagai ketua. Kelas 10 adalah masa yang paling sulit dalam sekolah SMA, masalah betah tidak betah menjadi masalah utama yang membuat banyak teman angkatan saya gugur di tengah jalan karena tidak kuat untuk meneruskan kehidupan di Asyifa. Namun, kelas 10 tidak begitu buruk bagi saya karena ada juga momen-momen seru, terutama saat IBF dan Bantara.
Pengalaman seru yang paling saya ingat sampai sekarang adalah menjadi panitia Syifest dan panitia Bantara. Betapa sulitnya membuat sebuah event besar berskala nasional mulai dari mencari sponsor, guest star, opening dan closing, lomba rangkap online dan offline, hingga berinteraksi dengan peserta yang begitu memusingkan, namun semua itu akan terbayar jika event itu sudah selesai dengan predikat “Sukses dan Lancar”. Pelaksana agenda wajib dari sekolah dengan kelas 10 menjadi peseta merupakan kegiatan yang seru dan memperoleh banyak pengalaman, Asyifa Camping Ground atau yang biasa dikenal T8 oleh semua murid Asyifa merupakan destinasi terakhir dari kegiatan Bantara.
Rafiq Althaf sebagai ketua pelaksana As-Syifa Festival 2021 ingin membuat acara ini menjadi pelopor pelaksana As-Syifa Festival secara Online dengan baik. Beberapa bulan sebelum acara dimulai, semua bagian divisi panitia melakukan persiapan agar ketika acara dimulai semua berjalan dengan lancar. Saya sendiri bertugas sebagai PJ lomba Cover Jinggle Syifest, yang mana lomba ini dilaksanakan secara online. Ternyata cukup sulit untuk merancang sebuah lomba yang baru dicetus tahun ini di Syifest, membuat Rulebook baru adalah hal yang paling sulit menurut saya karena harus direvisi berkali-kali. Namun pada akhirnya saya paham bagaimana tata cara membuat Rolebook yang baik dan benar.
Passus Ambalan KH Zainal Mustofa memiliki agenda besar yaitu sebagai pelaksana Bantara buat adik-adik kelasnya yaitu kelas 10. Ketika saya merasakan sebagai panitia bantara, ternyata sangat berbeda ketika dulu saya menjadi peserta saat kelas 10, karena acara ini benar-benar panitia murid yang terjun langsung ke lapangan dan bertanggungjawab terhadap acara. Yang saya rasa benar-benar asik adalah ketika di penghujung acara di T8 bahwa menjadi panitia benar-benar bebas, tidak tidur di tenda peserta, mengatur acara, makan-makan, dan hal lainnya yang diluar perkiraan saya.
Terlalu banyak pengalaman menyenangkan di Asyifa yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ternyata seperti itu menjadi murid SMA dimana segala acara kita yang pegang sendiri, lebih mandiri dibanding ketika saya merasakan sekolah SMP yang belum bisa sebebas itu.