Tiga aspek ini dibutuhkan dalam kehidupan beragama dan pendidikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyelenggaraan Konferensi Internasional tentang Pendidikan dalam Dunia Islam (ICEMS) ke-8 yang digelar di Bandung pada 22-24 Agustus 2022 telah resmi ditutup. Sejumlah rekomendasi dihasilkan dari konferensi tersebut.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (FITK UIN Jakarta), Dr Sururin menyampaikan, rekomendasi terpenting dari konferensi ini adalah perlunya pendidikan yang lebih moderat, inklusif dan profesional untuk sekarang dan masa mendatang. Tiga aspek ini dibutuhkan dalam kehidupan beragama dan pendidikan.
“Tiga kata kunci itulah yang menjadi rekomendasi kami. Moderat, inklusif dan profesional menjadi pilar dalam melaksanakan proses pendidikan untuk saat ini dan juga untuk saat yang akan datang,” tutur dia kepada Republika.co.id, Rabu (24/8).
Sururin mengatakan, rekomendasi tersebut akan ditindaklanjuti oleh sivitas akademika khususnya di FITK UIN Jakarta ataupun masyarakat yang lebih luas lagi. Dia menambahkan, pihaknya selalu menyebarluaskan Islam yang moderat dan inklusif serta menjalankan proses pendidikan yang profesional.
“Diharapkan apa yang sudah dibahas ini memberikan solusi alternatif terkait masalah pendidikan khususnya masalah pendidikan di masyarakat Muslim Indonesia dan luar negeri,” tutur dia.
Sururin melanjutkan, partisipasi dalam konferensi tahun ini tidak hanya dari para akademisi dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Di antaranya dari Mesir, Libanon, Selandia Baru, Malaysia, dan lainnya. Menurut dia, jumlah paper yang masuk ada lebih dari 160. Paper tersebut kemudian didiskusikan dalam konferensi. “Jumlahnya naik signifikan dari tahun sebelumnya,” ungkap dia.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ICEMS kali ini bekerja sama dengan Balai Litbang Agama Jakarta dan dilaksanakan di luar kampus. Sururin juga menekankan, FITK UIN Jakarta memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan ide dan pemikiran serta hasil-hasil penelitian kepada masyarakat yang lebih luas lagi.
“Jadi konferensi merupakan wadah untuk diseminasi, untuk menyebarluaskan gagasan pemikiran dan hasil-hasil penelitian kami kepada masyarakat. Hasil penelitian itu tidak hanya yang dihasilkan oleh dosen-dosen FITK, tetapi juga sivitas akademika di luar kampus UIN Jakarta,” ujar dia.
Konferensi, terang Sururin, diselenggarakan untuk bisa mendialogkan gagasan yang dihasilkan oleh para dosen dan sivitas akademika dari institusi lain, untuk kemudian dibahas dan didiskusikan. Konferensi internasional seperti ini akan menghasilkan pemikiran yang kemudian tidak hanya dibahas di dalam forum diskusi dan konferensi tetapi juga bisa dipublikasikan dalam bentuk jurnal maupun dalam bentuk lainnya.