Dilansir AFP, Kamis, Azhan Shafriman Hanif, Kepala eksekutif Sepang International Circuit, yang dulu pernah menjadi tuan rumah balapan tersebut, mengatakan kepada reporter di Singapura pada Rabu malam, bahwa pemerintah mungkin mempertimbangkan kembali pilihannya itu setelah dua atau tiga tahun.
Lintasan Sepang, berlokasi di luar ibu kota Malaysia Kuala Lumpur, pertama kali menjadi tuan rumah balapan tersebut pada 1999, dengan Grand Prix terakhir di sana pada 2017.
Malaysia keluar dari kalender Formula 1 dari 2018 di tengah naiknya biaya menjadi tuan rumah event tersebut.
Baca juga: Malaysia tak tuan rumahi F1 setelah 2018
“Saat ini, jawabannya adalah tidak, tidak untuk saat ini,” kata Azhan Shafriman ketika ditanya apakah Malaysia berencana untuk menjadi tuan rumah balapan lagi.
“Mungkin dalam dua hingga tiga tahun lagi ketika ekonomi telah stabil.”
Ia mengatakan, Malaysia sebelumnya menjadi tuan rumah F1 “untuk menempatkan negara tersebut dalam peta” melalui sport tourism.
Namun untuk kembalinya Formula 1, pemerintah perlu untuk mempelajari “gambaran besar” dalam hal manfaatnya bagi negara tersebut.
“Kita perlu melihat rebranding, bagaimana kita memonetisasi platform. Kita perlu berbicara tentang transfer teknologi, pengembangan bakat, dan kelestarian lingkungan.”
Baca juga: Verstappen juarai GP Italia di belakang safety car, Leclerc P2
Dia dan pejabat sirkuit lainnya berada di Singapura pekan ini untuk mempromosikan balap motor Grand Prix Petronas yang akan datang, juga dikenal sebagai MotoGP, yang akan diadakan di lintasan Sepang pada 21-23 Oktober.
Ini akan menjadi balapan MotoGP pertama di Sepang dalam dua tahun setelah penangguhan karena pandemi.
Ada spekulasi tentang kembalinya Formula 1 ke Malaysia untuk mengisi kekosongan setelah Rusia dikeluarkan dari kalender balapan menyusul invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada Februari.
Tetangga Malaysia, Singapura, menjadi tuan rumah balapan malam Formula 1 yang akan berlangsung dari 30 September hingga 2 Oktober.
Azhan Shafriman mengatakan Singapura “membuat seruan yang tepat” untuk mempromosikan acara tersebut tidak hanya sebagai perlombaan tetapi juga sebagai hiburan yang mencakup konser dan pesta.
“Kalau Formula 1 kembali ke Malaysia, itu harus bergantung pada sesuatu yang lain, tidak hanya pada balapan. Pasti ada tujuan lain mengapa kita melakukan Formula 1,” pungkas Azhan Shafriman.
Baca juga: Dominasi Max Verstappen ditunggu pada balapan jalan raya Singapura
Baca juga: Presiden Ferrari dukung Binotto untuk rebut gelar F1 sebelum 2026
Penerjemah: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022