“Saat ini, peningkatan pencemaran air di Jakarta mulai memicu terjadinya krisis air. Di beberapa area, air tanah sudah tidak dapat menjadi alternatif sumber air akibat penurunan muka tanah dan intrusi air laut di Jakarta,” kata dosen Teknik Lingkungan FTUI, Dr Nyoman Suwartha M.T., M. Agr., dalam keterangan di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Jumat.
Manajer Pendidikan FTUI tersebut mengatakan pemanfaatan air laut sebagai sumber air Jakarta dengan metode desalinasi muncul sebagai alternatif solusi. Akan tetapi, metode ini membutuhkan biaya yang cukup besar serta proses reverse osmosis dan metode distilasi bertingkat berujung pada peningkatan gas rumah kaca.
Baca juga: Mahasiswa Teknik UI raih juara ASHRAE 2022
Baca juga: FTUI tawarkan panduan pengaturan ruang visual di wisata Labuan Bajo
Ketua Tim FTUI Juan Fidel Ferdani mengatakan hasil penelitian tersebut dituangkan dalam karya ilmiah berjudul “GO-FILTER: Sea Water Desalination Based on Graphene Oxide as a Water Treatment Innovation in Jakarta”.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Kamal Muara sebagai objek studi karena daerah tersebut memiliki isu ketersediaan air yang sangat memprihatinkan. Mayoritas penduduk Kamal Muara bekerja sebagai nelayan, meskipun sebagian mulai beralih ke sektor lain sebagai akibat penurunan pendapatan di sektor perikanan.
Dalam penelitiannya, tim FTUI menyampaikan tinjauan pemanfaatan inovasi ini dari aspek sosial, lingkungan, dan finansial.
Baca juga: FTUI siap kembangkan SDM Cyber Security Asia Tenggara
Tim mahasiswa FTUI terdiri atas Elgrytha Victoria Tybeyuliana, Fathiya Alisa Zahrandika, Fikri Irfan Mahendra, Juan Fidel Ferdani, dan Nada Laili Nurfadhilah, mahasiswa angkatan 2019 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DSTL FTUI) bersama dosen Teknik Lingkungan FTUI, Dr. Nyoman Suwartha M.T., M. Agr.,