kisah hidup di asipa

0
220

As-Syifa Boarding School, tempat terciptanya kenangan-kenangan manis, bahgaia dan menyedihkan. Waktu kami, angkatan Fervour, untuk dapat menghirup udara segar Subang tak lama lagi akan berakhir walaupun ada beberapa dari kami yang memang orang Subang. Saya kembali teringat hari pertama menempatkan kaki di As-Syifa, tepatnya pada siang hari. Muka-muka Ustadz dan murid yang begitu asing membuat suasana pesantren begitu mencekam bagi seorang pelajar mutasi. Akan tetapi “Don’t judge a book by its cover”, ustadz dan teman menyambut saya dengan hangat. 

                Hari pertama ku lewati dengan penuh tantangan. Mulai dari makanannya, tempat tidur, kamar mandi, dan yang terutama kangen orangtua. Lingkungan As-Syifa sangat heterogen dan eksentrik, oleh karena itu kemandirian, kegigihan, dan self-control menjadi prinsip yang dibutuhkan dan juga tak melupakan dukungan dari orangtua dan guru. Berbagai kenangan yang tak terlupakan telah menjaga mataku terbuka selama kurang lebih tiga setengah tahun waktu yang telah ku lewati di As-Syifa.

Dimulai dari Bantara, Goes to Malang, SKN (sayangnya gk ada), Syifest, Pelatihan BEM&MPM, hingga akhirnya berada di penghujung acara yaitu wisuda yang akan diselenggarakan offline dalam dua minggu lagi. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Saya merasa baru saja kemarin memasuki As-Syifa dan sekarang sudah hamper akan meninggalkan As-Syifa. Baru kemarin Pak Juaeni, Pak Dicky dan Ustadz lainnya marah kepada kami dan sebentar lagi kami akan bersedih bersamanya. Jasa dan yang telah Ustadz-ustadz berikan akan saya ingat di masa yang akan datang. Seandainya memori seperti kaset yang dapat di ulang kembali, ada banyak hal yang ingin saya lakukan untuk kedua kalinya. Pertemuan selalu di akhiri dengan perpisahan. Memang tidak mudah untuk meninggalkan sesuatu yang berharga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here