KH Aceng Zakaria mengingatkan jabatan apapun adalah lahan dakwah.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) masa jihad 2015-2022 KH Aceng Zakaria menyampaikan muktamar adalah hajat jam’iyyah Persis setiap lima tahun sekali. Dalam muktamar, dirancang program jihad jam’iyyah di masa yang akan datang, evaluasi program jam’iyyah yang lalu, dan pemilihan ketua umum baru serta tasykil kepemimpinan periode yang akan datang.
Kiai Aceng kemudian mengutip Surah Ali Imran ayat 164. Ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Alquran kepada umat saat itu.
Tujuannya agar mereka sadar dan tergugah untuk mengabdi dan berbakti kepada Allah SWT. Nabi SAW juga dituntut membersihkan sifat-sifat yang merusak yang akan menghancurkan dirinya.
Nabi SAW juga mengemban tugas untuk mengajarkan Alquran dan kebijaksanaan sebagai pedoman hidup agar hidup mereka tidak tersesat. Karena itu, kehadiran Nabi Muhammad dengan seperangkat risalahnya dapat menciptakan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur, dan bisa dirasakan sebagai rahmatan lil alamin.
“Demikian juga kehadiran Persis diharapkan menjadi rahmatan lil indunisiyyiin (rahmat bagi rakyat Indonesia),” kata Kiai Aceng saat menyampaikan sambutan pada Muktamar ke-16 Persis di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).
Dia mengingatkan, pada dasarnya setiap Muslim dituntut untuk berbakti kepada Allah SWT dengan maksimal. Jabatan apapun adalah lahan dakwah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Setiap Muslim akan dinilai sejauh mana pengabdiannya kepada Allah SWT. Bukan dinilai dari jabatannya. Seorang rakyat pun yang rendah jabatannya bisa meraih ridha Allah SWT selama beriman dan beramal shaleh.
“Seperti halnya sahabat Bilal bin Rabbah, yang tidak termasuk tasykil di jajaran pengurus kepemimpinan di zaman Nabi, tetapi Bilal telah menjadi ahli surga. Untuk itu, jabatan apapun dalam sebuah jam’iyyah, jadikanlah sebagai lahan untuk mengabdi dan berbakti kepada Allah SWT,” katanya.
Kiai Aceng juga mengungkapkan, dia tidak pernah bercita-cita bahkan bermimpi untuk menjadi ketua umum hasil pilihan Muktamar Persis ke-15 pada 2015 di Jakarta. Menurutnya, jabatan ketua umum yang dia emban untuk masa jihad 2015-2022 hakikatnya adalah berkat rahmat Allah SWT.
“Umur saya tidak muda lagi, yaitu usia 67 tahun. Saya baru dilantik menjadi ketua umum di saat para ASN dan pejabat sudah masuk masa pensiun. Jadi kapan saya harus pensiunnya. Saya bisa mengemban amanah ketua umum dan melaksanakan tugas-tugas. Bahkan saya bisa menyelesaikan amanah ketua umum sampai akhir masa jihad sekarang. Hakikatnya semuanya adalah karena rahmat Allah SWT,” ujarnya.