Madrasah tidak bisa dipandang sebelah mata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi VIII DPR Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi madrasah-madrasah yang mendapat nilai rerata Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) terbaik pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022. Ada 10 MAN yang masuk dalam 70 besar Top 1000 berdasarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dalam pemeringkatan itu, MAN IC Serpong menduduki peringkat pertama. “Ini menandakan bahwa madrasah aliyah negeri bisa menghadirkan pendidikan yang sangat berkualitas,” kata Hidayat, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, kepada Republika.co.id, Senin (29/8).
Dia melanjutkan, selain MAN IC, ada beberapa MAN di Jakarta yang telah memiliki kualitas sangat unggul dan bahkan menyaingi sekolah-sekolah unggulan lain di Jakarta. Ia menekankan, madrasah tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih dihilangkan dari wacana revisi UU Sisdiknas.
“Setelah kita kritik keras, dan kita tolak, revisi yang tadinya akan menghilangkan madrasah atau hanya menyebutnya di penjelasan, sudah dikembalikan ke batang tubuh dalam kaitannya dengan revisi UU Sisdiknas,” lanjutnya.
Hidayat mengungkapkan, MAN IC dan MAN lainnya bisa sangat berkualitas sehingga penting untuk tidak diremehkan oleh negara. Bahkan, dia mengingatkan, negara harus menghadirkan apresiasi dan keadilan anggaran serta kebijakan. Capaian MAN di ranah UTBK ini perlu menjadi penyemangat bagi madrasah lainnya untuk menjadi unggul dan maju.
Meski demikian, Hidayat menyadari, MAN IC sejak awal memang didesain dan didukung oleh pemerintah untuk menjadi sekolah unggulan. Fasilitas yang dimiliki memadai dan jumlah siswa yang diterima terbatas. Dia juga tidak memungkiri masih ada MAN lain di berbagai daerah yang perlu terus didorong untuk menjadi unggul. Namun ia menekankan, kondisi ini tidak hanya terjadi di madrasah tetapi juga di sekolah umum.
“Sekolah umum negeri mendapat perhatian pemerintah tetapi ada yang maju, kurang maju, dan ada yang biasa-biasa saja. Jangan juga seolah-olah kondisi ini hanya terjadi di MAN IC yang dibantu pemerintah karena ini juga terjadi di sekolah-sekolah umum yang negeri, sehingga tidak mengecilkan hati madrasah aliyah atau madrasah lain yang perlu mengejar ketertinggalan,” ungkapnya.
Menurut Hidayat, keunggulan MAN IC perlu menjadi model terutama bagi pemerintah daerah untuk menciptakan madrasah unggulan yang lain. Pemerintah daerah bisa melihat bahwa dukungan pemerintah itu efektif memajukan madrasah dan bisa mengharumkan nama baik daerah. “Karenanya, tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk tidak mendukung madrasah aliyah negeri atau madrasah swasta yang lain untuk bisa menjadi unggulan,” ujarnya.
Hidayat menambahkan, Komisi VIII DPR tengah memperjuangkan keadilan anggaran agar penganggaran negara untuk madrasah dan sekolah umum menjadi adil. “Jangan terlalu jomplang seperti sekarang ini, di mana sekolah agama termasuk madrasah, anggarannya sangat kecil dibandingkan sekolah umum,” katanya.
Anggota DPRD di setiap daerah, terang Hidayat, juga harus melakukan advokasi anggaran untuk kemajuan madrasah. DPRD pun penting menghadirkan kebijakan yang pro-madrasah. Dengan demikian, madrasah semakin mendapat perhatian lebih dan stigma buruk terkait madrasah menjadi lenyap. “Jadi perhatian pemerintah daerah dan DPRD itu sangat penting dalam menghadirkan keadilan anggaran dan keberpihakan terhadap kemajuan madrasah,” tuturnya.