Haedar menyampaikan perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyesalkan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/9/2022).
“Kami menyesalkan peristiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” tutur Haedar pada Ahad (2/9/2022).
Haedar menyampaikan perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu, karena kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global. “Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” ujar Haedar.
Jumlah korban kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) terus bertambah. Berdasarkan data Polres Malang, jumlah korban meninggal dunia menjadi 129 orang.
Insiden berawal ketika suporter Arema memaksa masuk ke lapangan usai tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam laga Liga 1 2022/2023. Bentrok pun tak bisa dihindari dan polisi menghalaunya dengan melepaskan tembakan gas air mata.
Diduga, tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas. Banyak suporter yang membutuhkan bantuan medis, namun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan pelayanan terbaik kepada korban yang dirawat di rumah sakit akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
“Saya meminta Menteri Kesehatan (Menkes) dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Ahad (2/10/2022).
Jokowi juga memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepakbola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraan pertandingan tersebut.
Secara khusus, Jokowi meminta Kapolri untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan yang berdasarkan data saat ini telah menewaskan 129 orang tersebut.
“Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” kata Jokowi.