Guru besar FMIPA UI mengkaji upaya konservasi bagi spesies terancam punah

    0
    32

    Depok (ANTARA) – Guru Besar Tetap Bidang Konservasi Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof Luthfiralda Sjahfirdi mengkaji upaya konservasi bagi spesies terancam punah.

    “Saya menyoroti isu ancaman keberlanjutan biodiversitas dan punahnya ragam spesies yang dilindungi (spesies endemik),” katanya di Depok, Jumat.

    Menurutnya, penurunan biodiversitas memiliki efek berantai terhadap ekosistem dan manusia, yang tergambar dalam kondisi tertentu, misalnya berkurang atau hilangnya habitat spesies akibat fenomena alam ataupun aktivitas manusia seperti alih fungsi habitat spesies, perburuan liar, hingga perdagangan satwa yang dilindungi.

    Ia optimis tantangan keberlanjutan biodiversitas adalah keniscayaan yang dapat ditangani secara komprehensif.

    “Berbagai upaya konservasi, baik secara in situ (habitat asli) maupun ex situ (di luar habitat asli), dilakukan untuk mencegah penurunan tingkat biodiversitas, termasuk penurunan pada tingkat spesies,” katanya.

    Dikatakannya, konservasi secara in situ pada tingkat spesies tentu lebih baik dibanding konservasi yang dilakukan secara ex situ, karena spesies tetap berada dalam habitat alaminya. Namun apabila habitat terganggu, terdegradasi, bahkan hilang, upaya konservasi akan dilanjutkan secara ex situ.

    Pendekatan aspek perilaku reproduksi yang dilakukan secara ex situ dalam menjaga keberlanjutan biodiversitas pada tingkat spesies merupakan strategi penting dalam pelestarian biodiversitas.

    Untuk itu ia menyebutkan tiga aspek penting yang perlu ditatalaksanakan dalam pendekatan tersebut. Pertama, lembaga konservasi ex situ yang memiliki peranan fundamental dalam memulihkan populasi spesies yang hampir punah. Kedua, pelepasliaran hewan ke habitat alami. Ketiga, konservasi sepanjang hayat di kebun binatang.

    Lembaga konservasi ex situ dimanfaatkan untuk pelestarian spesies terancam punah dengan perlindungan intensif, sehingga dapat mengurangi risiko kepunahan yang disebabkan oleh berbagai faktor padai habitat alami hewan.

    Dalam kasus tertentu, lembaga ex situ dapat mereduksi kemampuan adaptasi alami spesies yang terancam punah. Namun lembaga ini merupakan alternatif dengan probabilitas tingkat kesuksesan cukup tinggi guna konservasi populasi spesies, karena ditunjang kemampuan expertise dari sisi pendekatan manusia.

    Aspek kedua, adalah pelepasliaran spesies hewan ke habitat alami. Spesies hewan yang layak dilepasliarkan harus memenuhi standar kualitas individu, sehingga persiapan harus dilakukan secara komprehensif untuk memastikan pelepasliaran dilaksanakan pada waktu yang tepat.

    Ada beberapa metode pelepasliaran hewan, kata dia, salah satunya adalah Half Way House, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mempersiapkan hewan yang telah dipelihara kembali ke habitat alaminya.

    Salah satu studi kasus  paling menarik dari perspektif akademis adalah pelepasliaran orang utan di Sintang Orangutan Center (SOC). Dari hasil riset yang dilakukan ditemukan bahwa tidak semua spesies orang utan memiliki kemampuan yang sama dalam beradaptasi di alam liar.

    Fenomena tersebut terlihat bahkan ketika prosedur konservasi dilakukan pada sekolah hutan. Beberapa orang utan cenderung enggan membuat sarangnya sendiri dan memilih menggunakan sarang yang telah ada dan masih layak untuk tidur.

    Oleh karena itu metode Half Way House dapat menjadi salah satu opsi persiapan pelepasliaran hewan yang dilindungi.

    Selain lembaga konservasi ex situ dan pelepasliaran spesies hewan, kata dia, aspek lain yang penting dalam upaya menjaga keberlanjutan biodiversitas pada tingkat spesies adalah konservasi sepanjang hayat di kebun endemik.

    Ini dilakukan dengan mempertimbangkan masa estrus (periode subur) pada hewan. Langkah tersebut menjadi opsi paling terukur bagi spesies tertentu yang tidak memiliki kualifikasi yang ideal untuk dilepasliarkan atau justru menimbulkan risiko bagi eksistensi spesies.

    Sumber Berita

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here