Setan memasang perangkat untuk manusia termasuk sikap ghurur
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setan selalu berupaya menyesatkan manusia dengan berbagai cara. Salah satu upaya setan itu adalah dengan membuat tipuan (ghurur) sehingga manusia terjerumus pada keburukan.
Menukil keterangan al Imam Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan menjelaskan ghurur atau tipuan itu seperti seseorang dipakaikan selubung lalu diperlihatkan khayalan seolah melihat sesuatu.
Padahal secara hakikat yang dilihatnya tidak benar semua sehingga seseorang itu melihat sesuatu seolah bagus padahal sejatinya buruk.
Ada ragam hal yang membuat seorang manusia dapat jatuh tertipu oleh setan. Di antaranya adalah lemahnya ilmu agama.
“Inilah ghurur, tipuan. Disebabkan ilmunya lemah, pikirannya lemah, dan kurang memahami makrifat akan hakikat agama. Dan dia tidak mengetahui jebakan-jebakan setan dalam ibadah,” kata Habib Jindan saat mengisi Maulid Malam Jumat di Yayasan Al Fachriyah pada Kamis (25/8/2022) yang juga disiarkan melalui kanal resmi YouTube Al Fachriyah.
Habib Jindan menjelaskan setan kerap membuat perangkap-perangkap ketika seorang manusia hendak beribadah. Perangkap tersebut adalah tipu daya setan sehingga ibadah yang dilakukan manusia itu menjadi rusak nilainya. Seperti beribadah motifnya agar dipuji orang.
Karena itu seorang Muslim harus jeli, waspada dan dapat melihat dimana saja perangkap itu ada. Faktor lain yang membuat orang tertipu adalah karena dirinya didominasi hawa nafsu.
Orang yang terobsesi oleh hawa nafsunya akan tergelincir dan mengikuti pada keburukan seperti berbohong, menipu dan kemungkaran lainnya.
Selain itu Habib Jindan menjelaskan yang membuat seorang manusia tertipu adalah karena betah terhadap mengikuti nafsunya.
Habib Jindan mencontohkan seseorang memperbanyak sholatnya bahkan memperlama sujudnya tetapi itu dilakukan agar dilihat oleh manusia, karena senang mendapat pujian orang.
Maka dari itu orang yang tertipu ibadahnya akan menjadi sia-sia karena ibadahnya untuk kepentingan dunia dan hawa nafsunya.
Karena itu Habib Jindan mengatakan orang yang cerdas adalah yang selalu mengintrospeksi diri.
Selain itu mereka dalam beramal mengharap dampaknya hanya di akhirat dan menjauhi kepentingan-kepentingan di dunia.
Sementara orang yang lemah adalah mereka yang mengerjakan amal namun terobsesi oleh nafsunya. Seperti orang yang bekerja menumpuk harta dan dirinya justru diperbudak oleh harta.
Habib Jindan juga mewanti-wanti kepada para pencari ilmu agar jangan sampai terkena tipu daya setan.
Sebab di antara tipuan setan kepada para pencari ilmu adalah membuatnya tidak mau mengamalkan ilmu, serta menjadikan ilmunya untuk mencari harta.