Home Blog

Pakar sebut perlu tata kelola kota berkelanjutan mitigasi perubahan iklim

0

Depok (ANTARA) – Pengajar geografi fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Assoc. Prof. Dr. Drs. Mangapul Parlindungan Tambunan mengungkapkan aspek mitigasi untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim adalah dengan perencanaan tata kelola kota berkelanjutan.

“Dengan kebijakan yang tepat dan tata kelola kota yang berfokus pada keberlanjutan, kota dapat menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi penduduknya,” ujar Dr. Mangapul di Kampus UI Depok, Selasa.

Menurut dia, pengelolaan tata kelola kota dapat membantu untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan ketahanan bencana, dan menjaga kualitas lingkungan yang sehat.

Salah satu strategi yang diusulkannya adalah penerapan desain infrastruktur hijau, yaitu pendekatan yang mengintegrasikan elemen alami dengan infrastruktur perkotaan.

Ia berpendapat, perencanaan tata kelola kota tersebut dapat melibatkan beberapa cara, yakni pemanfaatan atap dan dinding hijau, transportasi keberlanjutan, partisipasi komunitas dalam pemeliharaan infrastruktur hijau, memperluas dan memanfaatkan ruang terbuka hijau, pemulihan ekosistem alami di wilayah perkotaan, efisiensi energi dan konservasi serta sistem drainase berkelanjutan.

Baca juga: I-Share inovasi UI FMIPA bantu ketangguhan bencana di Serang Banten

Di sisi lain, Dr. Mangapul menyoroti pentingnya pengelolaan air dan mitigasi banjir dalam menghadapi suhu ekstrim lewat pendekatan holistik.

Dengan perubahan iklim, suhu ekstrem seringkali menyebabkan dua kondisi yang saling berlawanan, yakni musim hujan yang semakin intens dapat meningkatkan risiko banjir, serta musim kemarau yang ekstrim yang dapat menyebabkan kekeringan atau kekurangan air.

“Oleh karena itu, kita semua dapat mengintegrasikan sistem drainase berkelanjutan yang adaptif dengan pemanfaatan dan penyimpanan air hujan sehingga dapat meningkatkan penyerapan air tanah, dan pendinginan suhu permukaan tanah dan udara,” ujarnya.

Dr. Mangapul menambahkan bahwa mitigasi banjir juga dapat diperkuat melalui pengelolaan waduk dan bendungan dengan sistem pelepasan air teratur hingga menciptakan teknologi peringatan dini dan pemetaan risiko.

Saat ini, Indonesia sedang mengadopsi transportasi berkelanjutan untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil.

Baca juga: Guru besar FMIPA UI mengkaji upaya konservasi bagi spesies terancam punah

Kebijakan telah digunakan oleh berbagai kota seperti teknologi smart city, integrasi transportasi berbasis aplikasi dan sistem berbagi kendaraan, pengembangan jalur sepeda dan trotoar, penggunaan kendaraan listrik, pengaturan zona rendah emisi (low emission zone) serta Transit-Oriented Development (TOD).

Tidak hanya infrastruktur hijau dan transportasi berkelanjutan, ruang terbuka hijau (RTH) juga memiliki peran yang penting dalam menurunkan suhu dan menyerap CO di daerah perkotaan. RTH berfungsi sebagai elemen alami yang membantu menciptakan lingkungan kota yang lebih sejuk, lebih bersih, dan lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.

Hal ini dapat mendukung keberlanjutan dan kenyamanan hidup di perkotaan dalam menghadapi perubahan iklim.

Ia menegaskan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam upaya menghadapi perubahan iklim, terutama melalui langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga.

Baca juga: FMIPA UI edukasi siswa Depok guna tingkatkan minat dan kemampuan matematika

Contohnya, penghematan energi, pengurangan konsumsi air, pengelolaan limbah dengan mendaur ulang, mengurangi pemborosan makanan, serta memilih dan menggunakan produk ramah lingkungan.

“Perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten dalam keseharian mulai dari pengelolaan energi dan air hingga pemilihan produk dapat memberikan dampak besar dalam mendukung upaya global untuk memitigasi risiko perubahan iklim,” ujarnya.

Sumber Berita

President University luncurkan Fakultas Art, Design and Architecture

0

Jakarta (ANTARA) – President University (Presuniv) secara resmi meluncurkan fakultas terbarunya, yakni Fakultas Art, Design & Architecture (FADA). Peluncuran FADA dilakukan bersamaan dengan wisuda ke-20 Presuniv yang diselenggarakan di President University Convention Center, Cikarang, Bekasi.

Prosesi peluncuran ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia.

Irene, alumni Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis, Presuniv, angkatan 2005, juga menyampaikan pidatonya dalam upacara wisuda tersebut.

Ikut mendampingi pada prosesi peluncuran FADA, DR. SD Darmono, pendiri Presuniv yang juga Presiden Direktur PT Jababeka Tbk., Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 4 Dr. HM Samsuri, S.Pd., MT, IPU, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, Rektor Presuniv Handa S. Abidin, SH, LL.M., Ph.D., dan Dekan FADA Dr. Agus Canny, MA, M.Sc.

Agus Canny menjelaskan bahwa FADA terdiri dari tiga program studi (prodi) yang sebelumnya bernaung di dua fakultas.

“Dua prodi, yakni Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior sebelumnya bernaung di bawah Fakultas Komputer. Lalu,  Prodi Arsitektur sebelumnya berada di bawah Fakultas Teknik,” ungkap Agus.

Dengan bernaung di bawah FADA, lanjut dia, nafas seni atau art akan lebih menonjol pada tiga prodi tersebut.

“Jadi fokusnya bukan hanya keterampilan teknis atau hard skills—seperti keterampilan computing atau teknik, tetapi justru yang akan mengemuka adalah soft skill-nya, seperti seni,” tegas Agus.

Wisuda

Wisuda ke-20 Presuniv diselenggarakan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor Presuniv Handa S. Abidin. Dalam sambutannya pada upacara tersebut, Handa menyampaikan ucapan selamat atas kepada para wisudawan.

“Kami bangga dengan semua yang Anda capai. Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama kuliah di Presuniv bermanfaat bagi masa depan Anda,” kata Handa.

Ia juga menegaskan, “Presuniv akan terus mendukung karier Anda. Bahkan, setelah Anda lulus. Jadi, mari kita terus jaga dan pelihara hubungan kita!”

Hadir pula dalam wisuda kali ini International Chancellor Presuniv Prof. Kichan Kim, Ketua Pengawas YPUP Prof. Dr. Drs. Chandra Setiawan, MM, Ph.D.,  penasehat Rektor Presuniv, Ibnu Hadi M.Ec., Duta Besar Indonesia untuk Vietnam 2016-2020) dan Abdul Wahid Maktub, Duta Besar Indonesia untuk Qatar (2003-2007), serta Prof. Stephen G. Barnes, Assistant Dean of Graduate and International Programs at Penn State Law, The Pennsylvania State University, Amerika Serikat, juga menyampaikan pidatonya pada prosesi wisuda.

Wisuda ke-20 Presuniv juga dihadiri oleh ribuan orang tua lulusan yang datang dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia, dan sejumlah tamu undangan lainnya, seperti mitra-mitra strategis Presuniv dari kalangan korporasi atau institusi lainnya.

 


Selain itu wisuda kali ini juga diikuti oleh perwakilan diplomatik dari beberapa negara, seperti Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr. Vasyl Hamianin, Duta Besar Ethiopia Prof. Fekadu Beyene Aleka, dan Zaafir Ahmad Javed, Sekretaris III Kedutaan Besar Pakistan di Indonesia.

Mewisuda 1.479 Lulusan Baru

Pada wisuda kali ini, Presuniv mewisuda 1.479 lulusan dari enam fakultas, yakni Fakultas Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Edukasi, Fakultas Teknik, serta FADA.

 


Menurut Wakil Rektor Presuniv Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Dr. Adhi Setyo Santoso, ST, MBA, kali ini Presuniv juga mewisuda 35 mahasiswa asing dari Bangladesh, China, Korea Selatan, dan Timor Leste.

Masih menurut Adhi, “Dari seluruh lulusan, sebanyak 219 mahasiswa di antaranya lulus dengan predikat magna cum laude, dan satu mahasiswa meraih summa cum laude.”

Pada wisuda kali ini, papar dia, Presuniv juga memberikan penghargaan Best Achievement kepada sejumlah lulusan.

Best Achievement ini terbagi dalam beberapa kategori, seperti Best Career (Mereka yang sudah bekerjabahkan sebelum lulus kuliah atau mendirikan perusahaan rintisan atau startup), dan menjadi yang terbaik ketika menjalani program Indonesian International Student Mobility Awards atau IISMA.

Soal Best Achievement, Adhi menjelaskan.

“Presuniv tidak mengukur keberhasilan mahasiswa hanya dari capaian akademik semata sebagaimana tercermin dari Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK. Kami juga menghargai berbagai capaian lainnya yang diraih oleh mahasiswa, seperti Best Career. Capaian itu membuktikan  bahwa materi yang kami berikan saat kuliah ternyata mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki dan sesuai dengan kebutuhan di dunia usaha,” katanya.

Sumber Berita

UI tingkatkan dan kembangkan inovasi ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat

0

Depok (ANTARA) – Universitas Indonesia (UI) terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan inovasi ekonomi yang lebih besar di masa depan serta berdampak positif bagi masyarakat.

Untuk itu melalui kegiatan UI Innovation Festival (UIIF) 2024, UI menghadirkan Business matching dan speed dating hingga alternatif energi ramah lingkungan.

Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI, Ahmad Gamal di Kampus UI Depok, Senin mengatakan bahwa business matching merupakan program yang mempertemukan para peneliti dengan calon mitra industri.

Sebelumnya, para peneliti yang memiliki ide menawarkan prototipenya kepada Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) UI agar kemudian dapat ditawarkan kepada industri. Namun, proses ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

Baca juga: Cervivai karya UI dengan ITB raih penghargaan Young Innovators Award di Doha

Oleh karena itu, kami membalikkan prosesnya dengan mencoba lebih dahulu untuk membangun hubungan pada banyak mitra industri, kemudian kita bertanya kebutuhan seperti apa.

Lebih lanjut ia menjelaskan setelah mendapatkan informasi, DISTP UI akan melelang kebutuhan produk dari para mitra industri kepada para peneliti.

Sehingga, para peneliti ini dapat mengajukan proposal sesuai yang ingin dikembangkan bersama dengan mitra industrinya.

“Yang paling penting dalam proses ini adalah baik DISTP UI maupun para peneliti, sama-sama memahami kebutuhan pasarnya,” ujar Ahmad Gamal.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa yang membutuhkan business matching ini tidak hanya peneliti, tetapi juga startup.

Baca juga: UI melalui DISTP pamerkan 69 karya inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat

Hal ini dikarenakan para startup membutuhkan industri-industri besar yang nantinya dapat menjadi vendor atau menjadi customer bagi startup.

Ahmad Gamal menambahkan, kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada para startup untuk mendapatkan exposure sekaligus bertemu langsung dengan masyarakat.

Terdapat tiga level exposure dalam kegiatan ini, yaitu pertama adalah startup yang butuh dikenal masyarakat sehingga masyarakat mau mencoba prototipe mereka.

Kedua, startup yang butuh menjual jasa atau produk ke masyarakat. Terakhir, yang ketiga adalah startup yang mencari investasi.

Setiap tahun, penelitian di UI menghasilkan 40 hingga 60 judul penelitian terapan yang dikelola oleh DISTP UI. Biasanya, dari angka tersebut, sekitar setengahnya 20 hingga 30 penelitian, sudah ada mitra industrinya.

Baca juga: Guru Besar UI sebut pendekatan genomik biosistematika inovasi kesehatan

“Tahun ini, terdapat 83 judul penelitian terapan dan seluruhnya sudah memiliki mitra industri. Artinya, ada keberhasilan dari business matching yang telah dilakukan. Tidak hanya melayani kebutuhan peneliti, tetapi juga melayani kebutuhan mitra industrinya. Tahun ini meningkat hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya,” ujar Ahmad Gamal.

Selain business matching, ada pula speed dating yaitu program yang mempertemukan para startup dengan venture capital company.

Dalam waktu yang sangat singkat, para startup harus memaparkan ide bisnisnya kepada venture capital company agar kemudian dapat terjalin kerja sama.

Sehingga, startup bisa mendapatkan modal untuk mengembangkan dan memperbesar usahanya.

Sumber Berita