Cerita Emisional Korban Gempa Turki di Aksi Solidaritas Sinergi Foundation

0
116

WNI yang tinggal di Malatya, Ira mengaku sempat terjebak usai gempa melanda Turki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sinergi Foundation menggelar doa bersama untuk para korban gempa yang terjadi di Turki dan Suriah. Doa bersama tersebut dilakukan sebagai bentuk aksi solidaritas sesama umat muslim terhadap bencana yang menimpa sejak 6 Februari lalu. 


Doa bersama tersebut dilaksanakan secara daring pada Jumat (10/2/23) tepatnya bada shubuh. Dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat serta para amil Sinergi Foundation.


Dalam rangkaian acara tersebut, Dewan Syariah Sinergi Foundation, Ustadz Maman Surahman Lc, MA, berkesempatan memandu doa bersama dan muhasabah, pun berkesempatan menyampaikan kajian terkait dengan hikmah dari bencana.


Namun tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut hadir seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Ira Amiroh A, yang tinggal di Turki tepatnya di Kota Malatya menginformasikan kondisi yang terjadi di Turki.


Ira Amiroh A berkesempatan menceritakan awal kejadian gempa yang terjadi di Turki. Dalam keterangannya Ira menyampaikan bahwa sejak hari Ahad (5/2/23) pihak pemerintah memberikan informasi bahwa anak sekolah akan diliburkan dikarenakan hujan salju yang lebat. Kemudian, pada pukul 04.00 pagi waktu Turki terjadi gempa dengan intensitas yang besar. 


“Jadi hari senin pagi sekitar jam 04.00 subuh sekian. Karena disini solat subuh itu jam 7 dan waktu solat subuh dari jam 04.00 masih lama, otomatis kita lagi lelap-lelapnya. Dan pada minggu malam nya pihak pemerintah memberikan informasi bahwa anak sekolah esok hari nya diliburkan karena pada jam 01.00 malam itu terjadi hujan salju yang lebat. Kemudian sekitar jam 4 sekian gempa nya itu ga ada gempa yang pelan-pelan dulu, jadi gempa yang langsung kencang” tutur Ira saat memberikan keterangan dalam kegiatan doa bersama secara daring, Jumat (10/2/23).


Ira menambahkan bahwa, seluruh kawasan Turki merasakan gempa namun lokasi yang terdampak gempa paling parah terdapat di 10 kota dan salah satunya, Malatya, tempat ia tinggal. 


Lebih lanjut, Ira menyampaikan bahwa sejak kejadian gempa tersebut, dirinya hanya tinggal bersama 3 orang anaknya, sedangkan sang suami berada di luar kota. Ia bersama ke-3 orang anaknya mengaku untuk berdiri dan keluar rumah pun susah karena tinggal di Apartemen. 


“Kalau saya ingat kejadian itu jadi emosional lagi. Pada saat kejadian itu saya beserta 3 orang anak saya, suami saya sedang di luar kota. Waktu kejadian langsung besar, kita untuk berdiri juga susah, mau menyelamatkan diri susah, mau keluar rumah susah. Karena kita itu rata-rata rumahnya di Apartemen. Jadi, Apartemen itu di lantai 2. Begitu kita keluar rumah tangga di Apartemen itu sudah roboh. Dan waktu saya mau keluar bersama tetangga, saya masih terjebak di tangga yang setengahnya roboh,” ujar Ira.


Secara emosional Ira menangis menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut. Dirinya  menjelaskan bahwa, saat kejadian para tetangganya berlarian untuk menyelamatkan diri. Ditambah pada saat kejadian tersebut, kondisi sedang hujan salju yang deras. 


Saat ini pemerintah telah menyediakan shelter bagi para korban yang terdampak gempa di Turki. Namun, Ira menyampaikan bahwa dengan banyaknya wilayah (kota) yang terdampak, akan menyebabkan lebih banyak lagi korban yang perlu dibantu. 


Dirinya menambahkan bahwa, kota-kota terdekat pun banyak yang terdampak gempa. Sehingga bantuan dari kota terdekat pun terputus dalam hubungan darat. Oleh karenanya, hal tersebut memperlambat bantuan.


Kegiatan dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Maman, terkait dengan hikmah dari bencana. Dalam tausiahnya, Ustadz Maman menyampaikan bahwa, ujian berupa musibah yang menimpa saudara seagama di Turki dan Suriah merupakan sebuah kasih sayang dan merupakan hukuman bagi orang-orang kafir dari Allah SWT. 


“Umat Rasulullah ini adalah umat yangdisayangi dan dikasihi oleh Allah SWT. Di akhirat diringankan semua azabnya. Akan tetapi manusia akan diberikan ujian seperti gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya. Sehingga kita harus merenungkan bahwa dunia merupakan tempat ujian bukan tempat untuk bersenang-senang,” tutur Ustadz Maman. 


Lebih lanjut, Ustadz Maman menambahkan bahwa, seorang muslim akan diuji di dunia ini dan ketika agamanya kokoh maka ujiannya akan semakin berat. 


Pun, Ustadz Maman mengingatkan untuk selalu bersabar bagi saudara yang ditimpa musibah di Turki dan Suriah, karena itu merupakan ujian bagi orang-orang beriman. Dan bagi yang jauh dari sana musibah ini merupakan teguran dari Allah SWT. 


Di akhir, Ustadz Maman mengajak para hadirin untuk bermunajat dan berdoa bersama bagi para korban yang terkena musibah gempa bumi di Turki dan Suriah. 


Sebagai penutup kegiatan, CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan menyampaikan bahwa, Sinergi Foundation hingga saat ini sedang berkoordinasi dan bergerak untuk memberikan bantuan terhadap korban terdampak gempa bumi. 


“Kami sedang berkoordinasi dengan para tim kemanusiaan Sinergi Foundation untuk bisa memberikan bantuan dan lainnya. Hingga saat ini Sinergi Foundation yang tergabung dalam  dengan satu Forum Zakat sedang rapat dengan pihak kementerian agar dapat berleluasa bagi lembaga-lembaga kemanusiaan untuk membantu bersama,” ujar Asep. 


Sinergi Foundation berikhtiar untuk membantu para korban terdampak gempa bumi di Turki dan Suriah dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membantu para korban yang terdampak.


Sinergi Foundation (SF) merupakan lembaga filantropi yang mengelola dana Wakaf, Zakat, Infak-Sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program inovasi sosial pemberdayaan. Dalam penyaluran dana ziswaf yang terhimpun, Sinergi Foundation memiliki beberapa program di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan sosial.



Sumber Berita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here