Akhak Lahir dari Kebiasaan | Republika Online

0
105

Membangun kebiasaan membutuhkan waktu tahunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pola ini paling efisien dalam membangun kebiasaan-kebiasaan baik sehingga digunakan di banyak pondok pesantren, termasuk di Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajah. Dari santri yang, misalnya, ketika di rumah tidak terbiasa bangun pagi, di pesantren dibiasakan bangun pagi.


“Meskipun berat di awal, tapi lama-lama jika terbiasa itu menjadi karakter dia. Pem biasaan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.Itulah mengapa pembentukan akhlak itu membutuhkan waktu yang relatif lama,” kata Pimpinan Ponpes Darunnajah KH Hadiyanto Arief kepada Republika, Rabu (14/9/2022).


Membangun kebiasaan membutuhkan waktu tahunan dan tidak bisa dicapai dalam waktu dua-tiga pekan atau bulanan. Termasuk juga mem bangun kebiasaan yang merupakan kunci kehidupan. Misalnya, kebiasaan dalam menyikapi masalah, yaitu dengan bersabar dan me nahan emosi dalam kondisi apa pun.


“Jadi, kebiasaan ini yang memang menjadi pola utama, tetapi bukan satu-satunya,” ujarnya menerangkan.


Kiai Hadiyanto menjelaskan, pembiasaan merupakan proses penanaman nilai yang mendorong seseorang, dalam hal ini santri, agar mengulang-ulang tindakan sehingga tertanam dalam alam bawah sadar dan diamalkan sehari- hari. Alhasil, bangun pagi yang semula sulit dilakukan, menjadi mudah.


“Kalau ada kebiasaan buruk pada santri, itu disadarkan dan dihilangkan dengan macam- ma cam caranya. Secara umum, yang pasti nasihat kiai itu banyak sekali, dan diulang-ulang, terutama terkait dengan adab,” ujarnya.



Sumber Berita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini