Abdul Mu’ti meluncurkan buku berjudul ‘Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin’.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti meluncurkan buku berjudul ‘Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin’. Peluncuran dilakukan di Aula PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Buku tersebut diterbitkan melalui Penerbit IBTimes.ID/PT. Litera Cahaya Bangsa, bekerjasama dengan Sekretariat Kantor PP Muhammadiyah. Founder IBTime Azaki Khoirudin menyebut, pihaknya terkenal sebagai media keislaman yang fokus menyuarakan narasi Islam wastahiyah dan artikel yang agak serius.
“Tetapi kali ini kami menerbitkan buku guyon maton. Buku ini diterbitkan karena dua alasan. Pertama alasan subjektif, dalam rangka 54 tahun Pak Abdul Mu’ti,” ujarnya.
Ia menyebut buku ini berisi tentang humoratau guyonan yang biasa disampaikan dalam ceramah ilmiah, pengajian maupun media sosial. Hal-hal tersebut lantas dihimpun oleh pihak penerbit.
Buku guyon maton ini pun disebut berisi 54 cerita-cerita lucu tersebut. Istimewanya, angka 54 ini disesuaikan dengan usia dari Prof Abdul Mu’ti itu sendiri. “Semoga beliau terus sehat, produktif dan terus mencerahkan semesta,” lanjut dia.
Terkait alasan objektif penerbitan buku ini, Azaki menyebut menjadi orang lucu di Muhammadiyah merupakan sebuah anomali atau minoritas. Kebanyakan, orang Muhammadiyah dikenal sebagai sosok yang serius.
Dengan tujuan mencairkan suasana, terlebih dengan banyaknya isu dan berita negatif yang ada di Indonesia saat ini, diharapkan terbitnya buku tersebut bisa membawa angin segar. Sehingga, masyarakat bisa sedikit menjaga kesehatan mental.
Beberapa tokoh turut menghadiri kegiatan peluncuran ini. Tokoh yang dimaksud antara lain; Ketua PP Muhammadiyah Hadjriyanto Y Thohari, Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin, mantan Duta Besar Korea Selatan H.E. Umar Hadi, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo, serta aktor Ramzi.
Prof Abdul Mu’ti dalam kesempatan itu menyebut ada proses diskusi panjang terkait judul buku dengan pihak penerbit. Buku ini adalah kumpulan dari berbagai ceramah di beberapa forum yang sempat ia sampaikan.
“Penerbitan buku ini juga sebetulnya permintaan dari pengikut di Instagram, Twitter maupun Facebook saya, yang minta agar dikompilasikan. Jumlahnya ada banyak sebetulnya, tapi hanya dipilih 54, sesuai dengan umur saya,” katanya.
Tak hanya pada jumlah isi cerita di buku, ternyata angka tersebut juga digunakan sebagai harga yang dipatok untuk penjualan, yaitu Rp 54 ribu.
Terkait anekdot atau cerita singkat dan lucu yang tertulis di buku maupun yang ia sampaikan saat mengisi kegiatan, disebut berasal dari cuilan kisah nyata, atau hasil spontanitas.
Humor disebut sebagai bagian dari cara seseorang membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Di sisi lain, humor juga bisa menjadi cara seseorang untuk melawan. Ia menyontohkan sosok Gus Dur, yang kerap melontarkan humor di keseharian dan melahirkan buku berjudul Melawan Melalui Lelucon oleh Tempo.
“Gus Dur juga banyak sekali cerita tentang agama, namun tidak banyak yang tersinggung karena beliau menyampaikan dengan ketulusan, bukan untuk mencela. Orang Indonesia terkenal dengan lucunya, segala sesuatu bisa dijelaskan dengan cara yang lucu,” ucap dia.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, termasuk dari pihak di dalam penerbit. Mereka yang tergabung, seperti ilustrator dan editornya, merupakan anggota muda dari Muhammadiyah.